Sabtu, November 01, 2008

Arifa dan Atmam Sakit

Sudah satu minggu anakku Arifa Rizka Tsajjaja sakit. Senin (26/10/2008) setelah mengikuti satu jam pelajaran, tiba-tiba dengan muka pucat Arifa pulang ke rumah. Kebetulan jarak rumah dengan SD anak-anak cukup dekat, jadi anak-anak pulang pergi ke sekolah cukup jalan kaki saja. Melihat wajah Arifa yang kuyu itu, kami orangtuanya langsung saja menyuruh Ifa istirahat biar cepat sembuh. Tentunya langsung pula kami belikan obat di apotik saja seperti biasa. Obat penurun panas ini sebenarnya resep dari dokter spesialis anak. Sewaktu mereka masih balita, ketika sakit mereka kami bawa ke spesialis anak. Setelah mendapatkan obat berdasarkan resep dokter, iseng saya buka sampul botol sirup yang menutupi merek aslinya. Setelah dibuka ternyata obat yang biasa dijual di apotik. Sejak itu pula, saya tak lagi membawa anak ke dokter spesialis. Cukup membeli obat itu saja di apotik. Alhamdulillah, cukup manjur. Kalau berkelanjutan, biasanya saya tambahkan dengan obat antibiotik.
Tapi sudah satu minggu Ifa sakit. Panasnya sudah turun. Ifa menderita panas dalam. Bibirnya sariawan. Praktis Ifa susah makan. Sekalinya mau makan, Ifa mau muntah. jadinya Ifa jadi malas makan. Sebagai orangtua kami khawatir, Ifa akan sakit lagi karena tak mau makan. Mudah-mudahan sifatnya sementara saja setelah kesukaannya sate ayam bumbu kacang dibelikan, selera makannya mulai membaik lagi.
Kesedihan kami sebagai orangtua belum berakhir dengan kesembuhan Ifa. Si bungsu kami, Atmam Noor, juga demam panas. Kadang hilang di siang hari, setelah malam, panasnya meninggi kembali. Siapa yang tak sedih melihat Mamnoor terbaring lemah? Kalau dia sehat, Mamnoor paling lincah. Walau umurnya belum tiga tahun, Mamnor sudah bisa membaca banyak kata. Mamnoor juga sudah tahu semua hurup abjad dari a sampai z, baik huruf besar maupun kecil. Secara perlahan akan kami ajarkan menyambung kata. Kebiasaan Mamnoor lainnya, setiap hari main laptop. Dia paling suka buka word dan menulis kata-kata yang sangat dia hafal MAMA. Lucunya, huruf yang dia buat sangat menarik. Hampir semua jenis hurup yang disediakan di word dia gunakan, ditambah lagi membuat bingkai. Kami saja (orangtuanya, kakak dan abangnya) belum bisa membuat yang macam-macam seperti itu. Tapi Mamnoor sudah bisa, dan juga sangat ekspresif! Bagi kami Mamnoor anak ajaib. Jenius dengan kepandaiannyan yang melebihi teman-teman seusianya di ligkungan kami.
Sekarang Mamnoor tampak lemah, sama dengan kakaknya Mamnoor tak mau maka. Sengaja dibelikan pediasure susu sebagai pengganti makanan, tetap saja Mamnoor tak mau. Mungkin rasanya yang beda dengan susunya, membuat Mamnoor merasa asing. Padahal rasanya cukup enak, rasa vanila. Dan memang Mamnoor sangat memilih makanan. Dia tak bisa sembarangan makan. Tapi kok jajanan semuanya dicobanya. Kalau nggak enak, barulah disingkirkannya.
Ya Allah hanya kepadaMU lah kami memohon. Sembuhkanlah Mamnoor dari sakitnya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

selamat berkomentar