Qilla: "Ma, Sabtu Qilla nerima rapor bayangan. Kalau Qilla juara tambahin, bonus THR ya''
Mama : "Kok PD abis ya. Oke deh. Tapi juara 1 aja ya..."
Qilla: "Nggaklah Ma. Tiga besar pokoknya."
Mama : "Ya deh. Tapi bonusnya beda ya. Sesuai tingkat juaranya."
Qilla setuju dengan perjanjian ini. Juara satu sekian, dua sekian dan tiga sekian. Tapi mamanya penasaran, kok bisa-bisanya si kakak ini percaya diri banget kalau dapat juara. Awalnya saat ditanya Qillanya senyum2 aja. Tapi mama terus mendesak. Pasti Qilla punya alasan kenapa bisa se-PD itu.
Akhirnya Qilla cerita juga, kalau pas ulangan, mid, dia nomor satu. Makanya dia PD abis kalau di rapor bayangan nanti bakal dapat juara, walau nggak berharap banget juara satu.
Sebelumnya, awal-awal Ramadan, semua anak-anak kecuali Mamnoor, sudah ngomongin bonus THR. Bukannya ngomongin THR lagi. Kalau THR-nya sih memang sudah wajib. Bonusnya ini lho..yang lagi diburu. Gimana caranya ya, berburu THR itu. E...nggak tahunya cara berburu THR ala anak-anak dengan rajin tadarus ke mesjid. Kalau yang ini mamanya nggak mau kasi bonus. Dengan bercanda mamanya mengatakan selain mengaji, tadarus ke mesjid itu juga mengejar makanan. Soalnya pas istirahat tadarus, biasanya banyak makanan yang datang dari kanan kiri mesjid. Lucunya, anak-anak nggak menampik alasan itu, malah saling melempar senyum.
Dalam hati, syukur anak-anak nggak mendesak. Tapi, anak-anak akan tetap diberikan bonus kalau bisa khatam Quran selama Ramadan. Tentunya di luar tadarusan di mesjid dong..alias mengaji di rumah. Bonusnya agak besar, hampir sama dengan THR. Ternyata, anak-anak setuju. Semangat 45 malah.
Karena ingin mendapatkan bonus, minggu-minggu pertama anak-anak terutama Ifa, sangat rajin mengaji. Habis subuh, zuhur, mereka rajin baca Quran. Pada hari ke lima, saat ditanya sudah sejauh mana mengajinya, Qilla baru juz 5. Berarti satu hari satu juz. Kalau Ifa sudah juz 8. Kelihatannya Ifa lebih ngebut nih. ''Di sekolah Ifa juga sempatkan ngaji, kok.'' kata Ifa. Weleh,weleh...bisa dobel nih bonusnya.
Ternyata, o ternyata, memasuki hari ke delapan sampai sekarang semangat mengajinya mulai kendor. Sudah nggak sesering awal Ramadan. Habis subuh pada langsung tidur sampai jam berangkat sekolah. Habis zuhur kadang ngaji kadang nggak. Sepertinya mereka nggak sanggup mengejar target.
Uus & Keluarga
9 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
selamat berkomentar