Minggu, Mei 10, 2009

Refreshing buat Aqilla


(Baru masuk ke mal, kami langsung menikmati lomba nasyid merebut hadiah Menegpora Rp50 juta)
Senin, 11 Mei 2009. Anak-anak SD mulai UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional). Aqilla salah satu yang akan ikut ujian besok. Saat ini Qilla kelas enam dan sudah berkali-kali ikut tryout di beberapa lembaga pendidikan yang mengadakan tryout tersebut. Rasanya untuk persiapan sudah cukup. Kasihan kalau Qilla terus disuruh belajar. Padahal, tanpa disuruh pun, Qilla dengan kesadaran sendiri akan belajar. Dia sudah tahu, resiko apa yang akan ditemuinya kalau tidak belajar mempersiapkan ujian. Terlebih lagi standar ujian sudah naik.
Sabtu, 9 Mei 2009.Kebetulan saya libur kerja. Pagi harinya bersama papanya anak-anak pijat refleksi di Taman Kota membawa Zaki dan Mamnoor. Setelah itu, langsung mampir ke rumah Atuk (kakek nenek anak2) sampai lah menjelang zuhur. Ifa tak henti-hentinya menelpon, agar kami cepat pulang. Sementara saya saya asyik membongkar album lama, mana tahu ada foto kenangan masa kecil atau foto2 saya sewaktu mondok di Pabelan. Ternyata pembongkaran tak sia-sia. Saya menemukan beberapa foto yang cukup memiliki nilai kenangan bagi saya.
Pulang ke rumah, saya dapati Qilla dan Ifa tertidur. Saya bangunkan mereka dan saya bisikkan jalan-jalan ke mal untuk makan siang sekalian menyambut Qilla ujian. Dengan membawa Qilla makan siang di luar, mudah-mudahan Qilla terhibur dan semangat untuk mengikuti ujian. Keduanya semangat dan langsung bersiap-siap. Untungnya Mamnoor sudah tidur karena kelelahan. Zaki pun langsung main dengan teman-temannya. Jadinya, kami bertiga (saya dan dua gadis saya) dengan mulus melenggang tanpa harus ngumpet dari Zaki dan Mamnoor. Maklumlah anak-anak, apalagi si bungsu, tak kan mau ditinggal.
Tujuan kami ke Mal SKA (Sentra Komersial Arengka). Jaraknya cukup dekat dari rumah. Sekitar satu kiloanlah. Sampai di mal, kami langsung menikmati dua buah lagu nasyid yang disenandungkan oleh kelompok2 nasyid. Panggungnya berada di pintu masuk ke mal. Makanya mau tak mau kami melewati festival nasyid pemuda memperebutkan hadiah dari Menegpora senilai Rp50 juta. Lumayan. Cukup menghibur. Apalagi tujuan kami cuma cuci mata, refreshing buat Aqilla yang mau ujian dan tentunya makan siang. Memasuki lagu ketiga, kami keliling mal sambil menuju kafe Exelco. Sengaja saya bawa Qilla dan Ifa ke Exelco, karena tempatnya cukup asyik dan bisa berlama-lama. Soal harga memang lumayan mahal lah. Tapi untungnya saya menggunakan kartu kredit Mandiri yang menawarkan discount 25 persen. Jadi impaslah. Bisa santai, bisa berlama-lama. Sayang banget nggak bawa laptop, karena mal SKA menyediakan internet gratis. Saya lihat juga ada beberapa pengunjung yang asyik ngenet, padahal cuma minum kopi doang. Itulah kelebihan kafe. Kita bisa berlama-lama sambil cerita tanpa harus merasa tak enak.


(Qilla Ifa sangat menikmati menu siangnya)


(giliran saya yang difoto anak2 lagi nunggu pesanan)

Cukup lama juga kami nongkrong di Exelco. Sebab selesai dari sana, kami langsung solat asar sekitar jam empat. Kemudian menikmati dua lagu nasyid dari atrium atas setelah itu langsung belanja ke Hypermart. Sampai di rumah menjelang maghrib. Memang asyik nyantai dengan anak gadis yang tak cerewet seperti ngajak anak bujang. Mungkin karena sama-sama perempuan, rasanya nyambung banget. Mudah-mudahan setelah ini Qilla fresh mengikuti ujian. Tentu, sebagai otrangtua berharap hasilnya memuaskan. Amin.

6 komentar:

  1. nah gini dunk mba Nuri, mo comment aja susah, padahal kan kepingin juga aku comment Afyuza Famili, mba putranya berapa sich....3 ato 4 ? klo si Zaki aku baru tau, tapi ngga apalah...yg penting mereka sehat & ngangeni...katanya mo tambah lagi mba' ? eh mba misua dinas dimana ? ribet ngga si mba jadi redpel Riau post, tapi ada enaknya ya...kemana2 bisa gletong karna dibiyai oleh kantor, selamat bertugas lagi...AR

    BalasHapus
  2. aku test dulu ya mba.....AR

    BalasHapus
  3. Makasih ya AR ngunjungi kami. Anakku empat dan itu sudah cukup. Nggak deh, nggak mau nambah lagi. Wistuek. He....
    Oya, misua tugasnya sama-sama di media cetak, tapi beliau di koran lain. Wah...ribet banget AR jadi redpel. Yang pertama, harus jaga deadline. Kedua, penampilannya harus menarik. Ketiga, kurangi kesalahan. Keempat, jadi tumpuan kesalahan redaktur. Kelima, bla, bla deh.nj

    BalasHapus
  4. AR, makasih ya atas kunjungannya. Soal buntut sih emang empat. Kayaknya nggak maunambah lagi deh. Itu aja lebih dari cukup. Wis tuek sih...mo nambah. Jadinya di rem terus dengan berbagai cara. He..he.
    Misuaku dinasnya sama denganku, tapi dia media lain. Kami ketemunya emang sama2 jadi wartawan dulunya. Biasalah cinlok. Kalau ribet ya ribet Ar jadi redpel. Banyak tanggungjawabnya.1. Harus jaga deadline.2. Harus tampilkan yang menarik. 3. Kurangi kesalahan. 4. jadi bampernya redaktur, ya pekerjaannya ya kesalahannya. 5. Bla, bla, bla deh.nj

    BalasHapus

selamat berkomentar