(Siap-siap kembali ke Pekanbaru. Sebelumnya menyempatkan diri berfoto di depan bandara Batu Berendam Malaka, sekalian mengucapkan selamat tinggal dan semoga bertemu kembali)
Sebelum kembali ke Pekanbaru sekitar pukul 11 siang, paginya kami meninjau rumah sakit yang cukup terkenal MMC (Malaka medical center). Bagi warga Riau, MMC merupakan primadona untuk berobat. Apalagi promosinya sangat gencar di Pekanbaru. Jumlah warga Riau setiap bulannya berobat ke Malaka ribuan. Makanya setiap hari penerbangan jurusan Malaka selalu penuh.Hanya dengan waktu 15 menit sudah tiba di Malaka. Begitu juga speedboat dari Pekanbaru ke Malaka yang hanya memakan waktu sekitar 7-8 jam dipenuhi penumpang. Ongkosnya pun relatif terjangkau.
Dan yang pasti bukan transportasinya yang mudah itu mengapa warga Riau lebih suka berobat ke Malaka. Pelayanan mereka memang sangat memuaskan. Mulai dari bandara atau pelabuhan, pengunjung yang mau berobat sudah disambut pihak rumah sakit. Sampai di RS, calon pasien langsung ditangani. Tak perlu menunggu. Pasien diantar sampai ke dokter yang menanganinya. Untuk keluarga sudah pula disiapkan penginapan yang relatif terjangkau di lingkungan rumah sakit. Demikian juga dokternya yang memberi penjelasan sedetil mungkin tentang penyakit pasien. Sebelumnya diobati, pasien dicheck up dulu untuk mencari dimana sumber penyakit, kemudian barulah diobati.
Karenanya, pujian demi pujian mengalir dari bibir pasien yang sudah pernah berobat ke Malaka. Tentunya dari segala sisi.
Setelah kami sampai di MMC yang ternyata tak jauh dari hotel, kami disambut dan dikumpulkan di sebuah ruangan untuk menerima penjelasan. Di sana saya sempat melihat kliping berita teman-teman di Pekanbaru (Riau Pos) yang memberitakan tentang MMC. Oleh pihak MMC, kliping berita tersebut ditempelkan di dinding, sehingga semua orang bisa membacanya.
Selesai mendapat penjelasan, kami dibawa keliling rumah sakit. Kesannya memang tak jauh beda dengan cerita yang berkembang di Pekanbaru. Pelayanan yang ramah, bersih dan mengedepankan kenyamanan.
Di MMC kami tak begitu lama, langsung menuju bandara Batu Berendam Malaka. Kami siap-siap kembali ke Pekanbaru dengan membawa oleh-oleh yang begitu banyak. Oleh-oleh terpenting sekaligus PR, adalah menulis pengamalan selama diundang Menteri Kebudayaan Malaysia, baik di Penang, Genting maupun Malaka.
UNtuk laporan tersebut tulisanku tiga kali bersambung. Sayangnya laporan itu sudah tak ada. Aku lupa menyimpannya. Ketika aku pindah kantor, semuanya juga hilang. Dan dalam blog ini, aku mencoba kembali mengingatnya, walau tak selengkap laporan awalnya. Tak apalah, yang penting aku sudah bisa mengabadikan pengalaman tersebut, yang mudah-mudahan berguna untuk semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
selamat berkomentar